SAMARINDA- Provinsi Kalimantan Timur menjadi tuan rumah kedua kalinya event tahunan Dialog Serantau Borneo Kalimantan (DSBK) ke-XVI 2025, setelah berhasil menjadi tuan rumah event serupa di 2011 lalu. Dalam dialog itu, nantinya akan ada tiga sastrawan dari tiga negara yang hadir, yakni Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim Sarkowi V. Zahry menyambut baik terpilihnya kembali Kaltim sebagai tuan rumah DSBK. Menurutnya, event ini adalah kesempatan emas untuk membangkitkan Kaltim agar lebih berbudaya.
“Dengan kesenian hidup jadi lebih indah. Maka kita harapkan ini menjadi momentum membangkitkan kesenian dan kebudayaan di Kaltim,”katanya Selasa 10 Juni 2025.
Selain itu, event yang menghadirkan sastrawan dari tiga negara berbeda ini dinilai mampu menjadi sarana promosi yang efektif untuk memperkenalkan potensi Kalimantan Timur ke kancah internasional. Pariwisata Kaltim diyakini akan mendapat sorotan positif dengan adanya event besar ini
“Event ini bisa menjadi arena promosi bagi pariwisata Kaltim, karena ini bagian instrumen mengembangkan pariwisata,” jelasnya.
Menurut Sarkowi, event ini memiliki dampak positif yang berkelanjutan. Salah satunya adalah menumbuhkan semangat dan kecintaan terhadap seni dan budaya, khususnya budaya yang menjadi identitas masyarakat Kalimantan.
Selain itu, forum DSBK ini diharapkan menjadi wadah diskusi konstruktif untuk membahas berbagai persoalan terkait kemajuan kesenian dan kebudayaan.
“Melalui forum serantau ini bisa menjadi forum diskusi untuk membahas persoalan kemajuan kesenian dan budaya. Nanti akan muncul rekomendasi yang sifatnya internal Kalimantan Indonesia, maupun yang sifatnya kerja sama dengan negara lain,” paparnya.
Dengan pemahaman dan cara pandang yang sama, para pemangku kepentingan di Kaltim diharapkan dapat menyusun peta jalan (roadmap) yang jelas untuk mengatasi kelemahan seni dan budaya di Kaltim seperti minat atau regenerasi seniman dan budayawan.
“Karena ini menjadi kekhawatiran kita juga kalau seniman atau budayawan itu meninggal itu gak ada yang melanjutkan,”pungkasnya.
DSBK diharapkan menjadi forum dialog yang bukan hanya bersifat teaterikal atau seremonial, tetapi memiliki substansi yang membahas isu-isu strategis dan dapat ditindaklanjuti oleh berbagai pihak. (Asu/ADV*)