Samarinda,Saranarepublika.com – Berawal dari keluhan guru di SMAN 5 Samarinda yang menyatakan sudah hampir satu bulan salah satu siswanya kelas X tidak masuk sekolah karena sakit dan pihak keluarga tidak berdaya membawa ke rumah sakit karena faktor ekonomi, anggota Ikatan Pekerjaan Sosial Masyarakat (IPSM) dimotori Darnawati Sarnawati mendatangi rumah keluarga untuk mengecek kebenaran.
“Kami baru dapat laporan informasi yang masuk ada anak yatim sejak kecil sakit dan pihak keluarganya melarang untuk ditengok dan menolak untuk dibawa ke rumah sakit, jadi kami telusuri informasi ini,” jelas Sarna kepada media ini, Selasa sore, 10 Oktober 2023.
Didampingi Wakil Kepala SMAN 5 Samarinda Hj. Nani Heriyani tim petugas IPSM mendatangi Ketua RT setempat untuk minta diantarkan sesuai dengan alamat siswa yang sakit, ada juga tampak relawan PWI Kaltim Peduli.
“Laporan masuk dari wali kelas baru beberapa hari adanya siswa sakit tidak bisa ditengok dan tidak mau dibawa ke rumah sakit. Padahal kondisi sakitnya sangat parah. Kami dari sekolah tidak bisa berbuat apa-apa dan meminta bantu Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Peduli untuk memfasilitasi, dan Alhamdulillah dihubungkan ke Ibu-ibu dari IPSM yang gerak cepat,” jelas Nani.
Disampaikan Nani, sebenarnya jika laporan ini masuk sejak awal cepat tertangani, tapi ini hampir sebulan, mungkin sudah jalannya kita syukuri saja Alhamdulillah pihak keluarga mau menerima dan memahami hak-hak anak untuk mendapatkan pengobatan yang memadai.
Proses evakuasi pelajar yang sakit tinggal di rumah dalam gang dan rumahnya terbuat dari kayu berlantai dua tanpa fentilasi yang cukup, didapati seorang anak yang terbaring lemas dengan kondisi kurus kering.
Petugas IPSM, bersama Wakil Kepala Sekolah SMAN 5 Samarinda, Tim PWI Kaltim Peduli mendatangi klien yang terbaring sakit. “Awalnya anak ini menolak untuk dibawa ke rumah sakit, tapi begitu kita bujuk mau,” Jelas Pandu Samudra salah satu wartawan yang turut evakuasi.
Tanpa menunggu lama, langsung pelajar tersebut digendong salah satu wartawan yang ikut membantu evakuasi. “Tadi yang menggendong dari lantai atas sampai dibaringkan di brangkar ambulance bang Rezi (penyiar Radio Suara Samarinda), beliau kuat padahal menuruni tangga kecil terbuat dari kayu. Saya masuk aja agak sawan, tapi untungnya aman-aman saja,” lanjut Pandu.
Setelah berhasil diturunkan dari lantai atas langsung dibawa ke unit ambulance PWI Kaltim Peduli yang telah disiapkan tim relawan. “Pas Maghrib kami evakuasi, langsung kami bawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS), karena melihat kondisi anaknya yang sangat memprihatikan, kurus kering, lemas. Tidak tega rasanya melihatnya,” pungkasnya.
Sesampainya di UGD RSUD AWS, pelajar tersebut langsung ditangani, proses administrasi pihak keluarga dibantu petugas IPSM mengurusnya. “Anak ini punya BPJS Mandiri, tidak ada tunggakan, jadi mudah proses administrasi pendaftarannya,” ucap Sarnawati.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Kamis, 12 Oktober 2023, Hj. Nani Heriyani, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMAN 5 Samarinda mengatakan, sekitar jam 03.30 WITA 11 Oktober 2023, siswa di pindah ke ruang perawatan ditempatkan di ruang Melati anak-anak kamar isolasi. “Infonya terkena Infeksi paru-paru, gizi buruk, batuk berdahak, radang tenggorokan akut, sampai-sampai ngomong saja tidak bisa. Terima kasih banyak ibu-ibu IPSM yang sangat hebat-hebat, dan rekan-rekan relawan PWI Kaltim Peduli,” jelas Nani, Waka Kehumasan SMAN 5 Samarinda.(*)