Samarinda,Saranarepublika.com- Warga Samarinda tengah dihebohkan dengan retaknya jembatan flayover yang menghubungkan Jalan Juanda menuju ke Jalan Abdul Wahab Syahranie. Sebelumnya, retakan tersebut hanya berkisaran 10 centimeter. Namun kini sudah terlihat memanjang hingga 5 meter.
Terlihat dalam sebuah video unggahan di media sosial Instagram. Dimana, dalam postingan tersebut memperlihatkan panjangnya retakan di flayover tersebut.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III Samri Shaputra mengatakan, keretakan yang terjadi di Jembatan flayover sudah biasa. Karena sudah beberapa kali terjadi, namun hanya ditambal begitu saja.
“Itu sebenarnya membahayakan keselamatan pengendara yang melintas di atas flayover. Harusnya ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, karena bangunan itu nilainya sangat besar,” kata Samri, Rabu (4/10/2023).
DPRD Kota Samarinda pun telah beberapa kali mendatangi jembatan flayover untuk melakukan sidak. Dan langsung mendapatkan perbaikan, namun sayangnya tidak bertahan lama.
“Saya tidak mengerti, itu karena sejak awal bangunannya sudah tidak bagus, atau struktur tanah yang kurang baik. Jadi sudah berapa kali dibagusin, kembali lagi retaknya,” ujarnya.
Lebih lanjut Samri, bangunan flayover ini bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah daerah untuk membangun sebuah bangunan. Seperti mega proyek di Samarinda, yaitu terowongan yang nilainya mencapai Rp 400 miliar, dan Teras Tepian bernilai Rp 600 miliar.
“Sangat disayangkan sekali jika bangunan-bangunan yang memakai dana dari rakyat jika tidak dipergunakan dengan sebaik-baiknya, bisa marah rakyat nanti. Maka dari itu jangan asal membangun saja,” bebernya.
Samri juga berharap, agar pemerintah daerah bisa memberikan anggaran untuk perawatan bagi bangunan-bangunan yang ada di Kota Samarinda.
“Jadi di Samarinda ini belum ada anggaran untuk perawatan. Maka dari itu hanya bisa membangun saja pemerintah ini, sedangkan uang khusus perawatannya tidak ada,” pungkasnya. (Nta/Ps)