Polemik Antrean Poli RSUD AWS Samarinda, BPJS Kesehatan: Sistem Sudah Normal

Ilustrasi pelayanan BPJS kesehatan. (Foto: Dok BPJS Kesehatan)

SAMARINDA- Penumpukan pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda terus terjadi.

Sebelumnya pejabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik melakukan inspeksi mendadak (Sidak) dibeberapa tempat pelayanan publik dilingkungan pemerintah provinsi (Pemprov) Kaltim. Salah satunya di RSUD AW Sjahranie Samarinda, Senin (16/4) lalu bertepatan dengan hari pertama masuk kerja bagi aparatur sipil negara (ASN).

Akmal menilai jika antrean yang terjadi pada pelayanan poli RSUD AWS seharusnya tidak terjadi dan telah dapat meniru rumah sakit yang ada di Singapura untuk mengantisipasi antrean hingga terjadi penumpukan pasien.

Juga, dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Kaltim. dr Jaya Mualimin jika pada saat sidak PJ Gubernur tersebut, saat pasien menumpuk dikarenakan sistem BPJS yang sedang down sehingga pendaftaran terhambat.

Pantauan wartawan Saranarepublika.com Selasa (23/4) di ruang poli dan pendaftaran peserta BPJS kesehatan di RSUD AWS Samarinda masih terjadi penumpukan tidak ada bedanya saat di sidak PJ Gubernur beserta jajarannya.

Suasana di ruangan registrasi (Pendaftaran) poli RSUD AWS Samarinda. (Foto: Ps/redaksi)

Dikonfirmasi, staf publik relation BPJS Kesehatan cabang Samarinda Edy Junaidi mengatakan jika benar sempat terjadi sietem BPJS yang down saat itu, namun kejadian tersebut tidak berlangsung lama.

“Saat sidak itu, pas kebetulan sistem down dan sudah kembali normal besoknya” ungkap Edy saat dikonfirmasi Selasa (23/4) kemarin.

Saat disinggung terkait, penumpukan pasien pada pendaftar BPJS masih terjadi di poli RSUD AWS pihaknya mengatakan jika sistem telah kembali normal.

“Sekarang sudah normal,” pungkasnya

Rani Sulastri (32) warga Kecamatan Sungai Pinang yang mengaku telah mengantre sejak Pukul 8.25 WITA dengan membawa rujukan dari fasilitas kesehatan (Faskes) pertama yang ditujukan ke poli paru, juga belum mendapatkan pelayanan dikarenakan dirinya belum mengetahui sistem pendaftaran secara online.

“Tadi sampai sini ditanya apakah sudah daftar online, karena saya belum tahu jadi harus mengantre untuk menunggu giliran,” singkatnya kepada Saranarepublika.com. (Ps/Sr)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *