Seni dan Hobi Menghasilkan Cuan

Peserta sedang pelatihan Meronce manik-manik. (Foto: Lex)

Samarinda,Saranarepublika.com- Berawal dari sekedar hobi dan rasa penasaran hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Meronce manik-manik adalah kemampuan menyusun manik-manik menjadi satu dengan menggunakan seutas tali atau benang.

Inilah yang sedang digeluti Nur Afifah yang akrab disapa Afi merupakan mahasiswi aktivitas Universitas Mulawarman (Unmul) Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi.

Afi mulai menggeluti bisnis pernak-pernik yang terbuat dari manik-manik sejak Maret 2023 lalu. Melihat minat para pengoleksi pernak-pernik dari manik dikalangan teman-teman sebayanya serta dorongan para sahabat, Afi memberanikan diri untuk memulai bisnis ini.

“Inspirasinya dari suka mengkoleksi (beli) manik-manik, penasaran cara membuatnya akhirnya coba-coba beli bahan sendiri hingga menumpuk dan disarankan teman coba deh diproduksi masal dan dipasarkan,” ujar Afi saat diwawancarai pada Sabtu (14/10/2023).

Bisnis yang bermodalkan Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah) tersebut kini telah menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya.

Produk yang dihasilkan Afi dari manik-manik tersebut diantaranya cincin, gelang, kalung, gantungan handphone.
Afi mampu merambah pasar secara online dan offline serta dibantu rekannya yang memiliki hobi yang sama.

“Harga jual cincin mulai dari empat ribuan untuk online, jika offline mulai dari lima ribuan karena ada biaya sewa tempat, tenda. Jadi lebih mahal sedikit harganya,” jelasnya.

Tidak hanya ingin meraup keuntungan sendiri dengan hobi dan kemampuan yang dimilikinya, Afi juga menggelar kelas inspirasi berupa workshop Meronce dengan biaya Rp 139.000-, untuk sekali pertemuan dan terbuka untuk umum.

Hasil Karya Meronce salah satu peserta workshop Sheya. (Foto: Lex)

“Dengan biaya segitu, para peserta sudah dapat bahan-bahan dan fasilitas makan minum, dan peserta bebas berkreasi dengan peralatan dan bahan yang telah disediakan,” ujar Afi.

Afi menaruh harapan agar kedepannya kegiatan workshop ini dapat berjalan secara berkelanjutan minimal sebulan sekali.

“Karya seni itu mahal, butuh proses dalam menghasilkan sebuah karya yang indah,” pungkasnya. (Lex/Ps)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *