SAMARINDA- Seorang pria berinisial TM (25) ditemukan tidak bernyawa dalam kondisi leher terjerat selimut bercorak ungu putih dalam kamar mandi sebuah bangsalan di kawasan Kecamatan Samarinda Utara pada hari Minggu (7/4/2024) sekitar pukul 12.30 Wita.
Korban pertama kali ditemukan oleh kedua rekan kerjanya, Ayu dan Budi yang curiga karena korban tidak masuk kerja sejak pagi. Melihat pintu depan tidak terkunci dan tidak ada respon saat dipanggil, mereka memutuskan untuk masuk kedalam kamar korban.
Saat masuk ke dalam kamar. Ayu tidak menemukan TM di dalam tetapi melihat pintu toilet tertutup. Karena tidak berani membukanya sendiri, ia meminta Budi untuk membukanya. Saat Budi membuka pintu toilet, ia menemukan TM tergantung dengan selimut di lehernya. Kedua rekan kerja korban kemudian menghubungi Polres Samarinda dan Polsek Sungai Kunjang.
Petugas kepolisian datang ke lokasi kejadian, langsung melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah korban.
Berdasarkan pantauan Sarana Republika, diduga kuat, korban merupakan salah satu pekerja di peternakan ayam Samarinda yang bertugas sebagai sopir truk pengantar ayam yang telah berkerja selama 1 tahun.
Ayu, rekan kerja korban yang bekerja sebagai admin sopir pengantar ayam, mengatakan bahwa TM tidak masuk kerja sejak pagi hingga siang hari tanpa kabar.
“Korban seharusnya mulai bekerja sejak jam 8.00 WITA pagi, namun hingga siang waktunya pengantaran ayam korban tak kunjung datang dan tidak ada izin sebelumnya,” ungkapnya, Senin (8/4/2024) di bangsalan Kecamatan Samarinda Utara.
Merasa curiga, Ayu dan Budi rekan kerja korban lainnya, pergi ke tempat tinggal korban.
“Sampai sana saya mengetuk pintu depan tapi gak ada respon, lalu masuk kedalam mengetuk pintu kamar ternyata pintu kamar gak terkunci,” tegas Ayu.
Sementara, Budi menambahkan bahwa korban sempat curhat kepadanya pada Sabtu (6/4/2024) tentang utang-utangnya akibat bermain game judi slot.
“Banyak utang, utang yang di daerah Jawa sama utang di kantor. Itu karena dia hobi bermain judi slot. Kondisinya membuat ia jadi stres,” kata Budi.
Menurut Budi, korban memiliki utang lebih dari Rp 100 juta di pulau Jawa dan Rp 4 juta kepada rekan kerjanya di Samarinda.
“Utang di Jawa udah dicicil korban sisa Rp 10 Juta,” katanya.
“Bahkan gaji untuk satpam yang dititipkan bendahara ke korban, digunakan untuk bermain slot hingga habis. Terus dia bingung mau bayar gaji satpam itu,” sambungnya.
Karena terlilit utang, korban meminjam uang kepada ibunya di Jawa sebesar Rp 3,5 juta dan kepada Budi sebesar Rp 2,6 juta.
“Dia kerumah saya pinjam Rp 2,6 juta, terus saya sempat tanya ke satpam ternyata belum dikasih korban gajinya, kemungkinan habis digunakan untuk slot,” pungkasnya. (Mas/Kim)