Samarinda,Saranarepublika.com- Bisnis lingkaran hitam prostitusi berbasis digital (online) kembali merajalela, pelaku bisnis yang rata-rata berumur 20 hingga 30 tahun keatas. Landasannya lagi-lagi faktor ekonomi.
Media ini mencoba melakukan undercover buy disebuah rumah penginapan yang belum genap sebulan beroperasi di bilangan Jalan Remaja Sungai Pinang Kota Samarinda. Minggu (18/6/2023) sekitar Pukul 03.00 WITA dini hari.
Melalui sebuah aplikasi jejaring sosial Michat yang juga sering disebut aplikasi hijau. Biasa digunakan para pelaku bisnis syahwat untuk menjajakan diri dengan menawarkan harga yang beragam hingga pelayanan yang diberikan.
Jam di lengan kiri penulis telah menunjukkan Pukul 03.07 WITA, baru saja membuka aplikasi tawaranpun berdatangan, dari jarak radius 100 meter hingga 3 kilometer turut menyapa. Dengan menawarkan pelayanan, harga dan menyertakan lokasi.
Penulis tertuju pada sebuah akun berinisial ID dengan menggunakan foto profil yang tak menunjukkan wajah alias setengah badan saja. ID menawarkan harga sekali kencan Rp. 700 ribu , transaksi (chatting) berlanjut hingga tawar menawar pun terjadi, ID mengirimkan foto dirinya sedang berada di sebuah kamar dan sepakat diangka Rp. 300 ribu. “Oke deal kak, otw sudah” balasnya di aplikasi tersebut.
Lanjut penulis, menuju rumah penginapan yang dimaksud lalu memberi kabar jika penulis sudah berada di lokasi. “Naik ke lantai 6 kamar 601 kak”.
Perlahan penulis memasuki penginapan tersebut disambut dua orang yang sedang duduk diteras penginapan dan mengatakan, “selamat datang pak, jangan dikunci stang ya motornya” ternyata mereka adalah petugas penginapan tersebut.
Beranjak menuju lift dan menuju kamar yang dimaksud, ‘ting tung’ pintu lift mengeluarkan suara tanda telah tiba dilantai tujuan. 601 kamar yang berada di pojok paling depan dalam posisi pintu terbuka, perlahan bertiti melangkahkan kaki menuju kamar tersebut. Penulis disambut dengan seorang wanita muda berbaju hitam celana jeans, memiliki tato mawar besar didadanya, sempat terkejut karena beda dengan foto yang dikirimkan. Lalu wanita tersebut berkata “orangnya ada didalam”. Ia pun langsung keluar dan menutup pintu.
Melangkah kedepan, ada seorang wanita mungil menggunakan dress hitam menyambut dengan sopan “masuk kak, duduk dulu” logatnya Banjar kental, yak benar saja wanita tersebut berasal dari Kota Intan Banjarmasin Kalimantan Selatan.
“Maaf kak bolehkan uangnya minta duluan,” tanya wanita tersebut, penulis pun menyerahkan uang sesuai kesepakatan diawal.
Wanita tersebut masih sibuk dengan gawainya di tangan kanan dan focus pada permainan menyatukan gambar dan bila beruntung mendapatkan uang (judi slot). Sembari penulis mengorek informasi dan mencari alasan untuk tidak jadi bertransaksi. “Masih lama kah” tanya penulis. Namun wanita tersebut tidak menjawab justru masih fokus pada gawainya, hal ini bisa menjadi alasan untuk membatalkan transaksi.
Dari jam berapa mulai kerja, sehari biasa dapat tamu berapa tanya penulis. “Jam 10 pagi kadang jam 1 an ya sampai shubuh, mentok dah kalau 10 tamu, cape gak tahan lagi,” jawabnya sambil menatap layar handphonenya.
Suasana didalam kamar terdapat dua tempat tidur lengkap dengan TV dan fasilitas lainya, namun bau asap rokok dan kondisi kamar yang berantakan, serta ada bercak warna merah di salah satu tempat tidur, membuat penulis semakin tak merasa nyaman, handuk berserakan dilantai bahkan bekas alat kontrasepsi laki-laki yang berada dilubang kloset. Menandakan baru saja melayani tamu.
Tak lama berselang wanita tersebut masuk ke kamar mandi, keluarnya dari kamar mandi lalu berkata “ayo, cuci dulu kak”. Lanjut penulis dengan alasan untuk membatalkan transaksi tersebut dengan alasan sudah ditunggu teman di bawah. “Betulan kah ini gak jadi main, maaf ya kak uangnya gak bisa kembali,” jelas wanita tersebut.
Ponsel wanita tersebut berdering, sebuah panggilan masuk dan dijawablah “bentar lagi nih selesai”. Saat penulis beranjak pergi dan menuju lift ada seoarang pria sepantaran wanita tersebut masuk dan terdengar perbincangan “lamanya kamu nih, dibayar lebihkah” tanya pria tersebut.
Sempat terpikir jika pria tersebut ialah kekasihnya atau mucikarinya. Setibanya di lobby penginapan tersebut ada beberapa pria muda yang hendak masuk ke lift sambil membuka aplikasi hijau itu.
Dari hasil pantauan penulis, jika dirumah penginapan tersebut ada sekitar 9 akun yang stay menawarkan jasa bisnis syahwat. (Ps/redaksi)