KUKAR- Kepala Tim Penggerak PKK Kutai Kartanegara, Maslianawati Edi Damansyah, berinisiatif dalam mengurangi angka stunting di daerahnya. Melalui pendekatan kolaboratif, ia memimpin upaya yang melibatkan berbagai sektor untuk mengatasi masalah stunting di Kukar.
“Di Kaltim, prevalensi stunting pada tahun 2023 masih berada di angka 22,9 persen,” ungkap Maslianawati dalam Rapat Koordinasi TP PKK Se-Kaltim di Bontang.
Maslianawati menyoroti pentingnya kerja sama dalam mengurangi stunting di Kukar.
“Untuk mengakhiri stunting, kita membutuhkan kerja sama dari semua pihak,” ujarnya.
Sebagai istri dari Bupati Kukar, Edi Damansyah, Maslianawati sangat memperhatikan masalah stunting. Ia menganggap stunting tidak hanya sebagai isu kesehatan, tetapi juga sebagai penghambat kemajuan bangsa. Oleh karena itu, ia mengajak semua lapisan masyarakat di Kukar untuk bersatu dalam upaya penanganan stunting.
Komitmen Maslianawati terhadap kolaborasi ini mendapat dukungan dari Pj Ketua TP PKK Kaltim, Yulia Zubir Akmal, yang menekankan pentingnya sinergi antarwilayah dalam penanganan stunting. Rakor TP PKK Se-Kaltim, yang dihadiri oleh wakil dari 10 Kabupaten/Kota di Kaltim, diharapkan dapat menghasilkan langkah konkret dalam penanganan stunting dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
Maslianawati berkomitmen untuk mengimplementasikan program-program PKK dengan fokus utama pada eliminasi stunting. Ia percaya bahwa dengan kolaborasi dan kerja keras bersama, target penurunan stunting di Kukar akan tercapai.
Gerakan PKK, sebagai organisasi masyarakat yang berfokus pada pemberdayaan keluarga, memainkan peran kunci dalam pembangunan keluarga. Rakor TP PKK menjadi ajang penting untuk memperkuat kolaborasi antardaerah dalam menghadapi tantangan pembangunan di Kaltim, khususnya dalam menciptakan keluarga yang sejahtera dan terbebas dari stunting. (Yah/ADV/Diskominfo Kukar)