Samarinda,Saranarepublika.com- Sekolah Maitreyawira akan hadir di Samarinda.
Sekolah Maitreyawira dibangun oleh Buddisht Maitreyawira di Indonesia yang memiliki makna mendalam sesuai namanya. “Maitreya,” berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya “Cinta Kasih Universal”.
Sekolah dengan konsep sekolah sehat, dengan menjamin gizi peserta didiknya melalui makanan serta nutrisi yang seimbang.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan Pendidikan Cahaya Maitreyawira Samarinda, Pdt. Hendri Suwito.
Salah satu keunggulan di Sekolah Maitreyawira yakni mendukung gerakan vegetarian dan yang dari protein nabati serta karbohidrat untuk menjaga gizi anak didik yang bersekolah disekolah tersebut. Merupakan salah satu wujud cinta mendukung Indonesia sehat.
“Jadi dalam artian kita tidak memberi makan mereka 3 kali sehari, tetapi kita menjaga pola makan mereka selama mereka berada dilingkungan kami, misalnya masuk sekolah pagi sampai jam pulang sekolah minimal diwaktu itu mereka tidak mengkonsumsi makanan yang nanti akan menyebabkan misalnya diabetes termasuk hipertensi. Tanpa kita sadar survei membuktikan bahwa banyak anak-anak sekarang karena pola makan keliru dan ketika diperiksa secara random menjadi fakta mengejutkan, contohnya di Surabaya baru-baru ini viral ada lebih 200 sekian anak usia SMP sudah menderita diabetes,” ungkapnya saat dijumpai beberapa waktu lalu.
Makanan yang diberikan murni berasal dari protein nabati dan tetap ada karbohidrat yang disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam masa pertumbuhan anak yang dibutuhkan serta penyesuaian.
Pihaknya menjelaskan sekolah ini dapat menjadi role model dalam mendukung Indonesia sehat sehingga dapat ditiru oleh institusi dan instansi lainnya.
Dengan pembangunan Sekolah Maitreyawira akan menjadi kontribusi nyata dalam membangun pendidikan serta membangun sumber daya manusia yang unggul, berkarakter, berkepribadian mulia, dan memiliki budi pekerti yang baik.
Pihaknya memaparkan pembangunan sarana pendidikan berupa sekolah merupakan wujud visi misi mereka dalam meningkatkan dunia pendidikan untuk melayani masyarakat. Terpenting dan yang paling utama adalah sebagai wujud cinta membangun sumber daya anak-anak bangsa untuk dapat menaruh harapan pada generasi penerus bangsa.
“Seperti generasi Alpha, generasi Z, generasi milenial bahkan generasi strawberry, sebagai penerus bangsa,” tambah Pdt. Hendri.
Hal Ini merupakan tantangan terbesar selain menuju masa depan indonesia emas 2045.
“Bagaimana menuju satu abad indonesia tentunya, kita berbicara bangsa ini yang besar tapi kita terlambat sekali mendorong sumber daya kita, padahal bonus demografis kita ada potensi untuk itu,” bebernya.
Sekolah Maitreyawira ini terbuka untuk umum, siapa saja dapat bersekolah disini dan akan menjadi salah satu sekolah terpadu dari tingkat PG, TK, SD, SMP, dan SMA dengan sistem pembelajaran kurikulum standar nasional.
Sekolah ini juga memiliki kurikulum nasional, forum FOSMI (Forum Sekolah Saitreya Indonesia) yang setiap tahun selalu mengadakan rapat kerja nasional.
Untuk perpustakaannya akan disesuaikan perkembangan zaman dan teknologi di era digital saat ini.
“Jadi kami terus mengupgrade dan mengupdate, semua dari sistem. Sekolah ini akan memberikan satu warna, semoga bisa berpelayanan di masyarakat,” ucapnya.
Pihaknya berharap infrastruktur pembangunan sekolah dapat selesai tepat waktu sesuai apa yang ditargetkan. “Dalam kurun waktu 3 tahun, di tahun 2027 bisa selesai 100 persen,” harapnya.
Serta menaruh harapan besar kepada masyarakat khususnya di Kota Samarinda untuk dapat menerima kehadiran sekolah ini, terutama orang tua yang menitipkan putra-putrinnya untuk menimba ilmu di Sekolah Maitreyawira. (Lex/Ps)