KUTAI KARTANEGARA- Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar berkomitmen menciptakan wirausaha-wisarausaha muda berdaya saing. Salah satu langkah nyatanya adalah dengan mengembangkan sentra kewirausahaan yang dikelola langsung oleh komunitas, pelaku UMKM muda, dan organisasi kepemudaan.
Kepala Bidang Kepemudaan dan Kewirausahaan Dispora Kukar Dery Wardhana mengatakan bahwa saat ini Dispora Kukar sudah mulai membentuk sentra-sentra usaha baru dibeberapa titik.
“Kita sudah mulai bentuk sentra-sentra kewirausahaan di beberapa titik, termasuk yang baru saja kita resmikan, seperti Teras Kota Bangun. Harapannya, ini bisa jadi pusat kegiatan ekonomi pemuda di wilayah masing-masing,” ujar
Konsep sentra usaha ini bukan sekadar tempat kumpul, tapi benar-benar jadi wadah pengembangan usaha yang dikelola oleh anak muda sendiri sehingga sentra-sentra ini dapat menjadi ruang yang mendekatkan kreativitas, pelatihan, hingga pembinaan secara langsung.
Tahun ini, Dispora Kukar menaruh perhatian lebih pada wirausaha muda pemula. Program pelatihan sudah dijadwalkan pada 15–18 Mei 2025 mendatang, dan akan digelar di kantor Dispora Kukar. Fokus pelatihannya adalah pada manajemen dan tata kelola usaha.
“Biar mereka bisa tahu dulu arah usahanya ke mana. Apakah mau ke kuliner, jasa, atau sektor lain. Dari situ baru kita bantu mapping dan penguatan dasar-dasarnya,” jelas Dery.
Menariknya, Dispora Kukar tidak langsung memberikan bantuan usaha berupa alat atau sarana. Ada tahapan yang harus dilewati para pelaku usaha muda. Mulai dari ikut pelatihan, tergabung di Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri, hingga dilihat konsistensi usahanya dalam 1–2 tahun ke depan.
“Kita tidak asal kasih bantuan. Harus kelihatan dulu usahanya berjalan, baru kita bantu. Nanti juga diajari cara buat proposal, melengkapi dokumen usaha, sampai ke permohonan resmi,” ujarnya.
Dery menyebutkan sejak tahun 2022, Dispora Kukar sudah menjangkau lebih dari 2.000 pelaku wirausaha muda yang tersebar di berbagai kecamatan. Jumlah itu disebut sebagai mitra, karena pendekatan yang digunakan adalah kolaboratif dan berkelanjutan, bukan sekadar program pelatihan satu arah.
“Kami tidak bisa jalan sendiri. Wirausaha itu butuh komunitas. Jadi yang selama ini terlibat dan aktif di kegiatan kami, itu sudah lebih dari 2.050 orang,” pungkasnya. (Asu/Ps/Adv Diskominfo Kukar)