Taman Bebaya Fair Resmi di Buka, Destinasi Kuliner Baru di Samarinda

Pemotongan pita tanda resmi dibuknya Taman Bebaya Fair sebagai salah satu wisata kuliner di Samarinda. (Foto: Lex/redaksi)

SAMARINDA- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda meresmikan Taman Bebaya Fair, hal ini merupakan upaya dalam meningkatkan minat masyarakat untuk dapat meramaikan lokasi tersebut.

Peresmian dipimpin langsung kepala dinas perhubungan (Kadishub) Samarinda, Hotmarulitua Manalu. Pada Selasa (27/2/2024).

Taman Bebaya Fair dapat dinikmati warga Kota Samarinda setiap hari dari jam 3 sampai 6 sore, ada sekitar 40 lapak UMKM yang siap menemani masyarakat yang berkunjung ke Taman Bebaya.

Juga, panggung nyore yang disediakan sebagai sarana aktivitas dan kreatifitas bagi masyarakat yang ingin unjuk bakatnya dibidang kesenian musik.

“Kegiatan ini diharapkan dapat menghidupkan kembali kunjungan ke Taman Bebaya. Kegiatan ini menjadi alternatif wisata kuliner dan bersantai sore dan disediakan lahan parkir yang luas,” ungkap Manalu.

Selain itu, pemanfaatan kantong parkir di Taman Bebata juga diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir.

“Ini membuat inovasi supaya masyarakat yang berkunjung kesini lebih ramai karena sebelumnya terpantau sepi. Dan parkir di Taman Bebaya ini bisa meningkat,” imbuhnya.

Ia memaparkan, jika dampak dari Taman Bebaya Fair ini selain meramaikan taman, dapat menjadi sarana edukasi dan refreshing bagi masyarakat masyarakat.

“Agar bisa jadi ajang rekreasi dan interaksi bagi masyarakat di Taman Bebaya ini,” ujarnya.

Lahan parkir yang luas juga dimaksudkan untuk kenyamanan masyarakat yang berkunjung ke Taman Bebaya.

“Karena kalau parkir di tepi jalan dapat menimbulkan kemacetan. Kalau seperti ini kan termasuk menghindari kemacetan dan adanya jukir liar,” terangnya.

Untuk biaya parkir di Taman Bebaya sendiri sesuai dengan peraturan daerah Kendaraan roda 2 dikenakan biaya Rp 2 ribu, dan kendaraan roda 4 dengan tarif Rp 3 ribu.

Ia berharap, Taman Bebaya Fair dapat jadi pusat keramaian di Kota Samarinda bagi masyarakat dan pendatang.

“Semacam alun-alun kota. Berbagai aktivitas bisa dilakukan di sana.

Kendati begitu, Manalu juga menerapkan budaya self service alias beberes sendiri pada kegiatan Taman Bebaya Fair. Setelah membeli, pengunjung diharapkan bisa membersihkan sendiri bekas makan minumnya. Dibuang ke tempat sampah yang banyak disediakan di sana. Sehingga tidak pula dibebankan kepada penjual.

“Jadi sampah itu menjadi tanggung jawab masing-masing, bukan orang lain, itu kita coba adopsi dari budaya di negara maju, apalagi banyak spot tempat sampahnya. Sehingga tidak menambah beban Dishub selaku penyelenggara ataupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mengurusi sampah,” pungkasnya. (Lex/Ps)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *