Kisah Asmara Kandas Beda Agama jadi Alasan, Diduga Oknum Polisi Terlibat

Ilustrasi kisah asmara. (Foto: Ist/redaksi)

SAMARINDA- Malang nasib seorang wanita muda berusia 27 tahun di Samarinda, menjalani hubungan tanpa status dengan seorang pria yang tidak bertanggung jawab hingga hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang kini telah berusia 7 bulan.

PS menceritakan awal kisah asmaranya dengan TP di awal tahun 2016 lalu saat melakukan kegiatan perkuliahan. Ucapan TP yang manis membuat wanita muda itu luluh dan akhirnya memutuskan menjalani kisah asmara.

Kisah asmara PS dan TP tak seindah bunga di taman, kerap kali cekcok terjadi bahkan kian memanas.

“Lagi-lagi luluh saat dia (TP) minta maaf dan berjanji akan berubah,” ungkapnya. Jumat (9/2/2024) saat dijumpai.

Singkat cerita, diawal tahun 2018 hubungan PS dan TP kandas diterpa badai asmara.

“Dia saat itu ada pekerjaan hingga harus meninggalkan Kalimantan untuk beberapa waktu,” ujarnya.

Ditengah badai yang menerpa hubungan antara PS dan TP, tak henti-henti TP terus berupaya mempertahankan hubungan dari kejauhan dengan mencoba membangun kembali komunikasi.

“Semua sosmed saya dihubungi, saya blokir tetap berupaya dia itu hubungi saya,” tambahnya.

Empat tahun berlalu nyaris sudah hilang ingatan akan manisnya asmara yang pernah terbangun dengan TP, hal yang tak pernah disangka PS di awal tahun 2022 TP hadir dengan segala manisnya janji asmara dengan penuh keyakinan sehingga membuat PS luluh kembali, dan akhirnya memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada TP untuk menjalani hubungan kembali.

Cinta PS dan TP teramat sulit diperjuangkan kepatuhan atas kepercayaan masing-masing teramat kuat. PS dan TP merupakan sejoli yang berbeda keyakinan (cinta beda agama).

Desember 2023 bagaikan mimpi buruk di siang hari bagi PS dirinya yang merasa kurang sehat diiringi sudah hampir dua bulan tidak kedatangan tamu (menstruasi) membuatnya memberanikan diri dengan melakukan cek urine menggunakan testpack (alat pengecek kehamilan) secara mandiri, Benar saja. Garis dua teramat terang (positif) membuat panik.

Mencoba memberanikan diri untuk mengabarkan kepada TP saat itu namun dengan santainya TP hanya menjawab kita menikah.

“Tapi hingga saat ini tidak ada kejelasan tentang itu, anak kami sudah besar. Janagankan bertanggung jawab. Dihubungi saja sulit,” jelasnya tersedu-sedu.

Belakang menurut informasi yang dibeberkan PS, TP sang kekasih merupakan seorang abdi negara, yang diduga anggota Polri aktif bertugas di Polresta Samarinda.

Kebingungan dengan hal yang menimpanya, PS mencari bantuan dengan mendapatkan pendamping oleh tim reaksi cepat perlindungan perempuan dan anak Kalimantan Timur (TRC-PPA).

Riza Zainun Ketua TRC-PPA Kaltim mengatakan jika benar pihaknya telah mendapatkan laporan terkait adanya masyarakat Kota Samarinda yang meminta untuk didampingi secara hukum maupun psikologis terhadap kasus yang menimpanya.

“Kami sudah bertemu dengan korban dan dalam waktu dekat kami akan tindaklanjuti pengaduan ini ke Polresta Samarinda secara resmi,” ungkap Rina Zainun.

Rina juga menegaskan jika pihak berfokus pada keberlangsungan kehidupan bayi hasil hubungan keduanya.

“Untuk bicara tindak lanjut yang bersangkutan biar nantinya sesuai aturan hukum yang berlaku,” tandasnya. (Ps/Sr)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *